Sejarah Singkat Gereja Protestan Maluku

Labuang Sejarah Gereja 03 April 2025 1759 kali Sejarah Singkat Gereja Protestan Maluku

Gereja Protestan Maluku (GPM) memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan masuknya agama Kristen Protestan di wilayah Maluku. Berikut adalah beberapa poin penting dalam sejarah GPM:

Awal Mula:

  • Sejarah GPM dimulai pada abad ke-16, seiring dengan kedatangan bangsa Eropa di Maluku.
  • Pada tanggal 27 Februari 1605, diadakan kebaktian Protestan pertama di atas kapal Belanda yang berlabuh di Ambon. Peristiwa ini dianggap sebagai awal mula kehadiran Protestan di Maluku.
  • Pada masa awal ini, gereja di Maluku berada di bawah pengaruh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) dan kemudian menjadi bagian dari Indische Kerk.

Perkembangan:

  • Pada abad ke-19, pekabaran Injil di Maluku semakin intensif, terutama melalui upaya Joseph Kam, yang dikenal sebagai "Rasul Maluku".
  • Gereja terus berkembang di bawah pemerintahan Hindia Belanda, dengan pelayanan yang mencakup hampir seluruh wilayah Maluku.

Kemandirian:

  • Pada tanggal 6 September 1935, GPM memisahkan diri dari Indische Kerk dan menjadi gereja yang mandiri dalam bidang pengakuan, liturgi, dan keuangan. Tanggal ini diperingati sebagai hari lahir GPM.
  • Pada masa penjajahan Jepang, pemimpin gereja yang berkebangsaan Belanda di tawan, sehingga pemimpin gereja yang berkebangsaan Indonesia mengambil alih kepemimpinan gereja.

Gereja Protestan Maluku (GPM) didirikan pada 6 September 1935 di Ambon, Maluku. GPM merupakan hasil pemisahan dari Gereja Protestan di Indonesia (GPI). 

Berikut ini adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah GPM:
  1. Pada 1605, ibadah perdana Gereja Protestan Calvinis dilakukan oleh orang-orang Belanda yang bekerja di VOC di Ambon. 
  2. Pada 1622, Majelis Jemaat Indische Kerk dibentuk di Banda. 
  3. Pada 1815-1833, Joseph Kam diutus ke Maluku oleh NZG (Nederlands Zending Genootschap). 
  4. Pada 1930, GPM berkembang di hampir seluruh Maluku. 
  5. Pada 1935, GPM didirikan dan disahkan pada tahun 1936. 
  6. Pada 1942, ketua Sinode GPM ditawan karena berkebangsaan Belanda. 
  7. Pada 1947, GPM diberi hak untuk menunjuk ketuanya sendiri. 
  8. Pada 1948, GPM menjadi otonom penuh. 
  9. Pada 1950, GPM sepenuhnya bertanggung jawab atas pendapatan dan pengeluarannya. 
GPM mengembangkan pola pelayanan ramah budaya lokal, seperti liturgi dan seni musik. GPM juga mengkaji dan mendayagunakan kosmologi, kearifan lokal, dan berbagai praktik budaya.
  • 1605, 27 Februari: GPM berawal dari ibadah perdana Gereja Protestan Calvinis dari orang-orang Belanda, pegawai VOC, di Ambon.
  • 1621: Terbentuklah Majelis Jemaat Indische Kerk pertama di Indonesia dengan berkedudukan di Batavia (Jakarta),
  • 1622: Majelis Jemaat Indische Kerk dibentuk pula di Banda, yang berdampak, aktivitas penginjilan di wilayah Maluku pun mulai kian marak dan intens dilakukan, khususnya melalui peran Pendeta Adriaan Hulsebos, yang telah berupaya membuat pelayanan ke Ambon, namun kapalnya tenggelam di Teluk Ambon, dia pun meninggal, dan misinya dilanjutkan oleh Pendeta Rosskot (yang selanjutnya pula berperan dalam menyelenggarakan Pendidikan Teologi pertama di Ambon, Maluku, maupun Indonesia).
  • 1799: Setelah VOC dibubarkan, maka ada sejumlah jemaat di Indonesia yang telantar, termasuk beberapa jemaat di Ambon.
  • 1815-1833: Joseph Kam diutus ke Maluku oleh Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG).
  • 1871: Joseph Kam mendata jemaat-jemaat di Ambon
  • 1930: Gereja terus berkembang pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang dilayani oleh Gereja Protestan di Indonesia (GPI) dan Nederlandsch Zendeling Genotschaap (NZG) dan daerah pelayanannya telah meliputi hampir seluruh Maluku.
  • 1935, 6 September: GPM berdiri sebagai gereja yang mandiri dalam bidang konfesi, liturgi dan keuangan
  • 1950: RMS membakar Kota Ambon dan wilayah Pulau Seram yang mengakibatkan banyaknya gedung gereja ikut terbakar.
  • Pada tanggal 25 Mei 1950, GPM menjadi anggota PGI.
Beberapa tokoh Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM)  adalah:
No.NamaDariSampai
1.1.Pdt. J.E. Staap19351938
2.2.Pdt. C. Hamel19381940
3.3.Pdt. W. van Oust19401942
4.4.Pdt. F. Siwabessy (Pj)19421943
5.5.Pdt. S. Marantika19431946
6.6.Pdt. J. Kalk1946
7.7.Pdt. P. Poot19461947
8.8.Pdt. J.C.W. van Wyck Juranse19471948
9.9.Pdt. Dr. J.J. Geiser19481949
10.10.Pdt. C. Kainama1949
11.11.Pdt. S. Marantika19491950
12.12.Pdt. Chr. Mataheru19531957
13.13.Pdt. F.H. de Fretes19571961
14.14.Pdt. Th. Pattiasina19651970
15.Pdt. Th. Pattiasina19701974
16.Pdt. Th. Pattiasina19741976
17.15.Pdt. M.J. Wattimena, S.Th19761978
18.16.Pdt. A.N. Radjawane, M.Th19781983
19.Pdt. A.N. Radjawane, M.Th19831985
20.17.Pdt. A.J. Soplantila, S.Th19861990
21.Pdt. A.J. Soplantila, S.Th19901995
22.18.Pdt. S.P. Titaley, S.Th19952000
23.19.Pdt. DR. I.W.J. Hendriks20002005
24.20.Pdt. DR. John Ruhulessin, M.Si20052010
25.Pdt. DR. John Ruhulessin, M.Si20102015
26.21.Pdt. Drs. Athes. J.S Werinussa, M.Si20152020
27.22.Pdt.Elifas Tomix Maspaitella, M.Si20202025



Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin